Belajar dari Kehidupan Zakheus
Minggu, Oktober 11, 2015
Oleh : Pdt. Wahju Kurniawan.
Lukas 19:1-10.
“Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus
melintasi kota itu. Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai,
dan ia seorang yang kaya…..”
Di
dalam kisah ini, dibuka dengan suatu objek tempat yang dituju oleh Yesus, yaitu
kota Yerikho (Luk 19:1). Apakah kota ini ditulis karena sebuah
kebetulan? Tentu tidak. Oleh sebab itu kita akan sama-sama mempelajari maksud dan makna yang tersirat dari
ditulisnya kota Yerikho.
Ay 1: Secara geografis, kota Yerikho
merupakan kota yang Indah, menyenangkan,
iklimnya sangat sejuk, banyak sumber air sehingga tidak takut musim kering,
memiliki banyak bunga-bunga. Kondisi seperti ini membuat kota Yerikho
menjadi kota terindah di tanah Yudea, sehingga sering disebut Firdaus. Bukan
itu saja, kota Yerikho juga merupakan kota dagang yang sangat penting.
Selanjutnya,
kita diperkenalkan dengan sebuah nama yaitu Zakheus. Dia adalah salah seorang yang berasal dari kota Yerikho.
Ayat 2. Nama Zakheus hanya satu kali
saja dicatat, (hanya di dalam Injil Lukas 19). Zakheus merupakan nama Yunani yang
artinya “yang adil, yang suci” sedangkan dalam bahsa Ibrani disebut Zakkai yang memiliki arti yang sama dengan
nama Yunaninya. Zakheus memiliki nama yang bagus. Tetapi pada awalanya tingkahlakuknya
tidak sesuai dengan arti namanya.
Siapakah Zakheus???
Zakheus
adalah seorang pegawai cukai, dimana ia menjabat sebagai kepala pemungut cukai.
Diperkirakan wilayah kerjanya bukan hanya meliputi kota Yerikho saja, melainkan
sampai menguasai daerah-daerah/ distri.
Dia
adalah seorang yang sangat kaya. Melihat kota Yerikho yang sangat kaya karena
dagangnya, tidak heran kalau pemungut cukaipun menjadi kaya, apalagi Zakheus memiliki
jabatan sebagai kepala pemungut cukai.
Ayat 3. Zakheus ingin melihat Yesus.Zakheus
belum pernah melihat Yesus sama sekali. Dia hanya mendengar saja berita tentang
Yesus. Ada keingin tahuan dalam diri Zakheus untuk melihat seperti apakah Yesus
itu. Jika kita perhatikan dalam ayat ini
ada kata “berusaha untuk melihat” dalam bahasa Yunani kata ‘berusaha’
menggunakan kata Zeteo yang artinya: usaha yang dilakukan setelah melalui
tindakan berpikir, merenung dan mempertimbangkan.
Jadi,
usaha yang dilakukan Zakheus bukanlah sikap spontanitas. Karena itu tidak heran
usaha Zakheus begitu gigh untuk melihat Yesus.
Apa
yang Zakheus pikirkan, renungkan dan pertimbangkan tentang Yesus?
Pertama, Zakheus sudah mendengar, bahkan
membaca berita tentang banyak pemungut cukai datang makan sehidangan dengan
Yesus, bahkan salah seorang pegawainya yaitu Matius, menjadi murid Yesus. Hal itulah yang mengusik
hati dan pikiran Zakheus.
Namun, ada dua masalah besar yang
membuat Zakheus berpikir panjang, merenungkan baik-baik dan mempertimbangkan
masak-masak AKAN KEINGINANNYA UNTUK MELIHAT YESUS. Apakah itu?
1.
Ia adalah kepala pemungut
cukai. Posisi
yang tinggi menjadi masalah bagi Zakheus untuk merendahkan diri dan datang kepada Yesus yang
tidak punya jabatan secara duniawi. Ini bukan perkara mudah bagi Zakheus. Keadaan
ini berbicara masalah gengsi, harga diri, status sosial seseorang. Ketika kita
merasa bahwa kita adalah orang terhormat, kita tidak akan mudah untuk datang kepada Yesus.
Adakah posisi, kedudukan, dan status sosialmu, mengahalangi engkau
datang kepada Yesus? Orang yang berani menanggalkan segala sesuatu karena Yesus
akan dikenal oleh Yesus.
2.
Ia adalah orang kaya. Yesus berkata orang kaya sukar masuk sorga. Kekayaan
menjadi masalah bila kekayaan itu mengikat kita. Lukas 18:22-27. Adakah
kekayaanmu menjadi masalah untuk engkau datang kepada Yesus?
Kedua, dalam ayat 3 ini menunjukkan sebuah
kejanggalan. Bukankah jabatannya tinggi? Bukankah ia kaya? Tetapi mengapa Zakheus
begitu ingin melihat Yesus? Dari hal ini kita tahu bahwa Zakheus mulai menyadari
bahwa kekayaan dan jabatannya tidak
menjamin kebahagiaan dan ketenangan hidupnya.
Ingatlah
bahwa jabatan, kekayaan dan hal-hal duniawi tidak dapat menjamin seseorang
bahagia dan merasa tenang. (Pengkhotbah 5:9). Firman Tuhan dengan jelas berkata
bahwa orang yang mencintai uang tidak akan puas dan tidak pernah bersyukur
dengan kekayaan yang dihasilkannya. Inilah yang dialami oleh Zakheu, dia mengalami
kekosongan dalam hatinya sekalipun ia seorang yang sangat kaya. Amsal 11:4.
“Pada hari kemurkaan harta tidak beguna, tetapi kebenaran melepaskan orang dari
maut.”
Ingatlah bahwa: Harta kekayaan
dunia tidak dapat mengisi kekosongan di hati kita. Dan kekosongan itu hanya
bisa diisi oleh pribadi Yesus. TUHAN YESUS MEMBERKATI!!!!
0 komentar